Beberapa waktu yang lalu, ada yang nanya soal tugas kuliah di HI lewat ask.fm/imanusman91. Nah, karena gue nggak bisa jawab panjang lebar di sana, jadi gue copy ke sini aja ya.
Pertanyaan: Ka iman emg di HIUI itu susah ya? Ya kaya tugasnya banyak, trus yg diHIUI itu background nya debating field semua ya anak2nya? Dan nanti disana pada ikutan MUN(?) aku pengen ke HIUI tapi setelah menata ulang kok jadi minder ya-_- apalagi di SMA ku blm ada alumni di HIUI:(:( Jawaban: Hmm. Kayaknya teman saya @Afutami pernah jawab pertanyaan serupa. Coba di cek: 1. Coba renungkan lagi, kenapa kamu mau masuk HI? Jangan masuk HI cuma karena itu 'kayaknya keren', atau banyak 'orang keren di HI', atau apalagi 'masuk HI supaya bisa ke luar negeri'. Coba riset dulu (start by googling), what IR students learn. Bisa lihat silabusnya, pilihan mata kuliahnya, dll. Are you excited or not when you hear these subjects? Maybe you say yes, let me ask you again, are you sure? If you are not sure, then consider again, because four years doing what you don't likw is not gonna be easy. 2. Apakah banyak tugasnya? Hmm.. let me ask you again? Kamu mau kuliah yang nyantai-nyantai aja, nggak ada tugas kalo bisa, atau yang nggak perlu mikir kalo bisa? Hmm, then I will say HI might not be a right place for you. Gue gambarin sedikit ya kayak apa hari-hari kuliah gue di HI UI (kampus selain UI bisa aja beda cerita ya). Kalo kelas, nggak beda jauh sama kelas yang lain. Tapi sebelum masuk kelas, biasanya ada sekitar 2 bahan bacaan (masing-masing 15-25 hal) yang sebaiknya dibaca kalo nggak siap-siap bengong di kelas). Setiap mata kuliah, minimal ngasih 2-3 review dalam satu semester + 1-2 paper per semester (bisa juga UTS/ UAS tertulis) + presentasi/ praktik diplomasi. Review itu bukan ringkasan bacaan. Tapi adalah gabungan ringkasan, perbandingan, dan opini (ditulia 3-5 hal). Artinya apa, untuk mengerjakan 1 review kamu harus baca 1 jurnal wajib, minimal 2 jurnal pembanding - jadi kurang lebih 90 hal minimal ya). Sementara untuk paper, kamu musti menulis 10-20 hal (tergantung kelasnya), dan kalo paper nggak ngerti lagi deh berapa bahan bacaan. Bisa aja 10-15 mungkin. Selain itu, ada beberapa kelas dimana kita musti ngasih response paper untuk review/ paper yang dibuat teman. Begitulah typical tugas hampir semua kelas di HI UI. Sebenarnya nggak susah-susah amat, paling tugasnya sekali seminggu kan? Maybe yes, maybe not. Review itu diacak dapatnya, dan bisa aja satu minggu super gabut. Tapi bisa aja super sibuuuuuk nggak karuan. Yang udah pasti bakalan sibuk melebihi orang kawinan, adalah minggu UTS dan UAS. Lalu, "kalo saya nggak suka, tapi saya mau masuk HI, apakah saya bisa bertahan?" Bisa aja. Gue contohnya! Dalam kasus gue, gue itu riset jurusan HI dari jaman SMA. Maksudnya supaya nggak salah jurusan. Pas jaman SMA, gue udah liatin silabus mata kuliah di HI, nanya-nanya ke senior atau alumni. Tujuannya supaya gue ngerasa aman. Saat itu gue ngerasa, ini cocok banget! Eh ternyata pas tahun kedua, gue ngerasa kayaknya gue lebih tertarik sama isu-isu sosial di level dalam negara (bukan internasional - FYI, kalo di HI akan jarang banget ngebahas tentang Indonesia 'only' ya), isu pendidikan, dll. Sebagai penggantinya gue ambil mata kuliah pilihan di jurusan lain dan ya udah pilih mata kuliah di HI yang rasa-rasanya gue akan tertarik (at least gue bisa nemu topik paper yang pas). Jadi ya udah nggak ambisius-ambisius banget tuh selama kuliah di HI. Haha. Yang penting kerjain yang bener dan nggak ada ruginya juga belajar macam-macam. Untungnya HI, itu ilmu multi disiplin, jadi lo nggak akan stuck di satu topik. Gue belajar mulai dari keamanan, ekonomi internasional, gender, isu lingkungan hidup, bantuan luar negeri, dll. Gara-gara itu juga gue sekarang jadi lebih gampang buat ngomongin topik apa aja (generalis). Apakah semuanya debaters? NOPE. Paling yang pernah debat pas SMA nggak nyampe separuhnya. Bahkan yang masih aktif debat selama kuliah mungkin nggak nyampe 5 orang di angkatan gue (angkatan gue 42 orang). Gue bahkan not good enough, untuk lulus klub debat di UI. Jadi gue nggak debat selama kuliah. Tapi, debat atau nggak debat, yang dituntut dari anak HI adalah analytical skills nya. Kalo ngerasa itu belum terasah, don't worry, nanti di kampus juga akan terbiasa. Karena banyak banget bahan bacaan, dan banyak banget nulis tulisan ilmiah, akan terbiasa sendiri kok. Semoga menjawab (ini skalian buat yang lain yang nanya nanya soal HI ya)
2 Comments
Halo! Kemarin malam saya sempat ngobrol di twitter bersama @KampusUpdate, dan berbagi mengenai pengalaman saya serta tips mendapatkan beasiswa di Columbia University. Karena kebetulan saya sering juga menerima pertanyaan-pertanyaan berikut, jadi saya pikir mungkin ada baiknya jika transkrip obrolannya bisa disalin di blog saya. Semoga bermanfaat!
1. Hi @ImanUsman Boleh ceritakan bagaimana awal mula kamu bisa kuliah di Columbia University? #KUchat
2. Apa saja proses seleksi yang kamu lewati hingga bisa kuliah di Columbia University @ImanUsman ? #KUchat
4. Pengalaman paling seru apa yang sudah kamu dapatkan sejak kuliah di Columbia University @ImanUsman ? #KUchat
5. Tantangan apa yg paling sulit bagi kamu sebagai mahasiswa Indonesia yg kuliah di luar negeri? Bagaimana mengatasinya @ImanUsman? #KUchat
6. Apakah ada kewajiban khusus yang harus dilakukan sebagai penerima beasiswa? @imanusman #KUchat 6. Karena beasiswa yg saya terima sifatnya bond-free, jd sy tdk terikat dg apapun, hanya tanggung jawab moral saja u/ menjaga prestasi – end 7. Menurutmu, adakah perbedaan kuliah di sana dibanding kuliah di dalam negeri @ImanUsman ? #KUchat
8. Apa yang harus teman-teman siapkan jika tertarik mengajukan beasiswa @ImanUsman ? #KUchat
Terimakasih banyak @imanusman atas waktunya telah bersedia berbagi ilmu dan pengalaman nya! Wah bermanfaat sekali dan inspiratif! #KUchat KampusUpdate 9 hours ago Halo rekan-rekan, Setelah sekian lama menunggu, kami ingin membagi kabar bahagia ini kepada Anda, Ruangguru.com akan beroperasi secara penuh mulai 21 April 2014! Ide lahirnya Ruangguru berangkat dari kegelisahan kami akan kualitas pendidikan di Indonesia yang belum memadai serta tingginya kebutuhan untuk membuat pengalaman belajar sebagai pengalaman personal yang unik dan menarik. Kami percaya bahwa setiap orang memiliki minat yang beragam dan kebutuhan belajar yang berbeda. Sayangnya pendidikan formal kita saat ini belum mampu untuk mengakomodasi hal ini. Saat ini, murid yang ingin belajar secara privat masih mengalami banyak kesulitan untuk mencari guru yang berkualitas. Banyak yang memilih mencari guru dengan menggunakan mesin pencarian di internet, namun informasi yang ada terlalu luas cakupannya dan tidak terjamin. Kita tidak tahu apa latar belakang sang guru dan apakah informasi yang ada dapat dipercaya atau tidak. Di sisi lain, banyak talenta guru potensial yang membutuhkan penghasilan tambahan dan tidak mempunyai akses ke calon murid. Ruangguru sebagai solusi Kami mendirikan Ruangguru untuk memberikan solusi terhadap masalah tersebut. Ruangguru menjadi wadah yang menghubungkan calon murid untuk menemukan calon guru yang tepat untuk menambah pelajaran di luar sekolah atau kampus, atau mengembangkan keahlian tertentu. Apa yang bisa Anda lakukan bersama kami?
Anda dapat menjadi Guru Siapapun bisa mendaftar menjadi guru di Ruangguru, tidak terbatas pada lokasi tempat tinggal maupun latar belakang pendidikan. Untuk menjadi guru di Ruangguru, Anda tidak harus memiliki pendidikan formal di bidang keguruan ataupun memiliki pengalaman mengajar spesifik, misalnya: mulai dari bermain musik, berenang, memasak, desain, menjahit, public speaking, hingga permainan yoyo. Pendaftaran terbuka selama Anda memiliki keahlian atau pengetahuan di bidang tertentu yang dapat diajarkan kepada orang lain. Anda dapat menjadi Guru di Ruangguru dengan mendaftarkan diri di sini. Anda dapat melihat daftar pelajaran yang tersedia di website Ruangguru.com. Jika anda belum menemukan mata pelajaran yang ingin anda ajar, anda dapat mengajukannya kepada kami melalui email [email protected]. Sebagai guru anda memiliki keleluasaan penuh bersama murid untuk merancang program belajar, mengembangkan metode yang digunakan, maupun menetapkan honor mengajar. Anda dapat menjadi Murid Sesuai tagline nya, ”Belajar Apapun dari Siapapun”, di dalam website Ruangguru.com terdapat berbagai pilihan guru dengan beragam latar belakang, yang siap mengajarkan Anda, mulai dari tambahan pelajaran di sekolah, bahasa, kesenian, olahraga, dan keterampilan lainnya. Jika Anda tertarik untuk belajar di Ruangguru, silahkan mendaftarkan diri Anda di sini. Anda dapat melakukan pencarian guru yang sesuai dengan kriteria Anda di sini dan dapat memilih serta membandingkan maksimal tiga preferensi guru yang sesuai dengan keinginan Anda dalam satu waktu. Anda dapat menjadi Duta Jika anda masih belum percaya diri untuk menjadi guru ataupun belum tertarik menjadi murid, Anda tetap dapat bergabung bersama kami dengan menjadi Duta. Duta Ruangguru merupakan pihak ketiga yang membantu pemasaran dan promosi Ruangguru dalam mendapatkan calon guru dan calon murid untuk melakukan kegiatan belajar dan mengajar di Ruangguru. Selain berkesempatan untuk menambah penghasilan, Anda akan mendapatkan pengalaman berharga yang akan mendukung soft skills Anda, misalnya: manajemen proyek, komunikasi, networking, marketing dan lainnya. Jika Anda tertarik untuk menjadi duta di Ruangguru, Anda dapat mendaftar di sini. Dengan menjadi guru, murid dan duta di Ruangguru; Anda juga berkontribusi secara langsung dalam memajukan pendidikan dan pengembangan pemuda di Indonesia. Sebagian profit yang diperoleh oleh Ruangguru akan disalurkan untuk memajukan pendidikan anak Indonesia. Hal tersebut diwujudkan secara konkret dengan menyekolahkan anak Indonesia melalui program GN-OTA (Gerakan Nasional Orang Tua Asuh), dimana setiap murid belajar selama 1 jam di Ruangguru akan dikonversi dengan pembiayaan untuk 1 anak Indonesia selama 1 hari. Selain itu, sebagian profit lainnya juga akan digunakan untuk mendukung program-program pemberdayaan pemuda dan pengembangan masyarakat melalui organisasi Indonesian Future Leaders. Kami mendirikan Ruangguru bukan semata-mata sebagai sebuah bisnis. Lebih dari itu, kami ingin memberikan manfaat bagi semua pihak. Kami berharap Anda dapat turut ambil bagian dalam upaya kami. Kami menunggu partisipasi anda, karena di Ruangguru, kita bisa belajar apapun dari siapapun! Salam, Iman dan Belva Penggagas Ruangguru.com
First, we discussed about why there is a need for teaching social innovation now. They concluded that at least there are three forces in which happened in school and outside which encourage this. First, simultaneously students become more powerful than ever (with the support of technology, media, organizations, etc) which create greater possibility and opportunity to do this (untapped possibilities). Second, many students have not get the opportunity to learn the first. Thirst, the natural continuation (such as more pressing problems) make this learning make more sense now.
Second, we discussed about what are missing from education system now. They see that trend of students drop out from school to pursue their own interest speaks clearly that market demands more from education (schooling). So how can we embrace this? Create things that before we ”certified” students that they are ready to enter ”the world”. Additionally, some core components in lessons also missed in many schools, such as: teaching empathy, compassion, problem solving, social intelligence, global citizenship, resilience, self reflection, among others. Third, we discussed about what kind of methods should be given when we teach social innovation. Based on their diversed experiences, they highlighted several key points. First, it has to have balance proprotion between knowledge and direct experience (inside and outside of classroom). Second, it is important to apply empathy and respect (not only as concept), but also on how we interact with students. Third, all stakeholders (students, teachers, parents, etc) should give and recive feedback among each other, understand how something can be failed, and open up to new opportunities. Fourth, we need to provide foundations on key skills set, then engage students in a dynamic way. Few weeks ago, I attended TEDxTeen. How was it? Well, as expected it was really great! I got the chance to meet some inspiring young people (because not all of them are teenagers apparently, so I don't know why they call it TEDxTeen). You can watch the videos of the speakers here. I recommend you to watch Tim Doner's who speaks 23 languages and Kajmere Houchins's who survived from cancers three times then turned out to be anti-bullying advocate. Objectively speaking, their speeches are not that 'freaking awesome' which deserved '5 stars rating', but I appreciate all of them for what they have achieved in life at such young age. Well, theirs are way better than my crappy TED's talk though :p But what's more interesting is the fact that it was my first encounter with #TheBumbys. I have heard about their witty actions before, but never really thought that I would meet them. he Bumbys are anonymous performance artists who provide "a fair and honest appraisal of your performance" using nothing more than analog typewriters and charming wit. They don't talk, and they cover their faces with masks. I just need to stand in front of the Bumbys while they type out a personalized narrative that playfully describes how each individual's appearance is read by the people. They look for the good in the people. They made this for me: "You seem like you're not just a mathelete, but someone who takes silicon valley entrepreneurship to your heart. I bet you have more than a few inventions or app solutions that are just about to pop off and let you be a young millionaire. But, you'r not all just crunching numbers and being the next Zuckerberg, you also seem like you might a bit of a poet, or at least you have an affinity for words and song to capture an emotion. Overall rating: 9.6" What do you think? Well I personally do not know. I mean, maybe some of them are true. But what is interesting for me is what they said that "they look for the good in the people". Whoever we are, when we encounter #TheBumbys, the commentary will be good. One thing I learned, maybe we need to practice this when we meet strangers or anyone. When we see someone, it is very often that we only see the visible things. We try to find people's mistakes and weakness, or things to judge. We feel like an inventor when we can spot something bad on people. I mean constructive feedbacks are important, but there is time when we just need to give support people and say something good about them. Does it make us worst? Nope. This is a note to my self. We never know what people have been through, and we never know how our words can somehow affect their lives.
Have a good day people! |
Archives
November 2014
Categories
All
|